Pembunuh Rudal - Phalanx CIWS - Vidhian Jaya

Sabtu, 17 Januari 2015

Pembunuh Rudal - Phalanx CIWS

Senjata Close In Weapon System (CIWS) dikembangkan dari konsep pertahanan kapal yang dulu menggunakan AAA gun yang digunakan untuk menangkal serangan udara dari musuh. Akan tetapi seiring berkembangnya teknologi persenjataan, sekarang rudal sudah mampu menenggelamkan sebuah kapal, oleh karena itulah dibutuhkan sebuah senjata yang mampu menangkal serangan dari rudal tersebut. Perkembangan datang ketika M61 diproduksi, mulanya M61 hanya digunakan untuk persenjataan pesawat saja, akan tetapi pada dekade 70-an senjata ini dikembangkan untuk melindungi kapal dari serangan rudal dan akhirnya berhasil.

Selanjutnya muncullah konsep CIWS sebagai bagian dari perlindungan kapal, senjata ini juga dapat dimasukkan ke dalam sistem AEGIS untuk sistem komputer anti-rudal. Senjata ini mulai terkenal sejak perang teluk dimulai sebagai senjata pelindung kapal. Pada tahun 1996, pada saat latihan bersama antara JMSDF dan USN, senjata CIWS dari salah satu kapal destroyer Jepang menembak jatuh sebuah pesawat A-6 Intruder.
Gambar Phalanx Saat Menembak
Gambar Phalanx Saat Menembak

Phalanx CIWS (Close-In Weapon System) adalah salah satu senjata turret gun yang paling maju dan brutal di planet ini. Phalanx merupakan sistem senjata jarak dekat, sebagian alat pertahanan besar yang dirancang untuk menembak jatuh rudal anti-kapal yang datang. Ini dirancang dan diproduksi oleh General Dynamics Corporation, Pomona Division (sekarang menjadi bagian dari Raytheon). 

Sebenarnya Phalanx CIWS bukanlah senjata yang baru saja muncul, namun senjata ini pertama dihasilkan pada tahun 1973 sebagai senjata penangkal rudal perkapalan yang menjadi musuh utama kapal perang selain torpedo pada waktu itu. Kapal perang pertama yang dimuatkan dengan Phalanx CIWS ialah USS America pada tahun 1980. Pada tahun 1984, angkatan laut Amerika meluluskan program pemasangan Phalanx CIWS pada setiap kapal perang milik mereka. Di kalangan tentara laut Amerika, Phalanx CIWS juga dikenal sebagai R2D2 karena wujudnya yang seakan robot dari dunia Star Wars. Nama gelaran tersebut dianggap sesuai karena Phalanx CIWS seperti sebuah robot pintar yang menembak secara otomatis pada sasaran tanpa perlu bantuan manusia.

Phalanx ini bisa dibilang merupakan CIWS yang paling mutakhir saat ini, dilengkapi dengan meriam otomatis M16 Vulkan 6 laras 20 mm (0,8 inci) yang kuat dan terpasang pada dasar yang dapat berputar, dual-antena Ku-band radar array yang canggih serta 1.550-peluru dalam drum amunisi yang besar. Phalanx mempunyai kemampuan menembak sebanyak 4500 peluru dalam semenit.

Phalanx sekarang ini dipasangkan di berbagai kapal angkatan laut di seluruh dunia, terutama angkatan laut Amerika Serikat, di mana digunakan untuk membela setiap kelas kapal tempur permukaan. Pertahanan ini diperoleh dari dukungan ribuan armor-piercing tungsten dan pemakaian peluru uranium, yang diproyeksikan dari meriam otomatis pada 1100 meter (3610 kaki) per detik. Sebagai gambaran, itu setara dengan melakukan perjalanan melalui panjang lapangan sepak bola sekitar sepuluh kali dalam satu detik.

Lintasan peluru ditentukan oleh sistem kontrol tembakan yang terpasang. Komputer pusat ini secara langsung dapat menghitung kemungkinan Phalanx mengambil target keluar, serta seperti apa tingkat laju tembakan dan pola yang diperlukan. Sistem kontrol mendapatkan data dari dua antena radar Ku-Band, dengan jangkauan antena pencarian yang lebar mengambil data ancaman yang masuk, dan antena gun-laying mengurus target dengan baik, menargetkan dan mengunci objek dengan jangkauan yang dipersempit.

Selain memberikan pertahanan terhadap rudal masuk dan peluru, Phalanx juga dapat dioperasikan terhadap target yang lebih sederhana seperti kapal-kapal kecil, berkat masukkan sensor forward-looking infrared (FLIR). Teknologi ini mendeteksi radiasi inframerah, yaitu tanda panas dan membantu Phalanx memberikan kerusakan besar bagi kapal musuh.
Gambar Komponen dalam Phalanx
Gambar Komponen dalam Phalanx

Komponen Utama dari Phalanx

1. Drum Amunisi
Amunisi untuk M61 Vulcan diperoleh dari sebuah drum magazine yang besar. Penampung amunisi ini dapat menyimpan 1.550 peluru di tiap satu waktu dan dapat melayani meriam dengan tingkat 4.500 peluru per menit.

2. Komputer
Sebuah komputer pengontrol tembakan bertanggung jawab untuk mengartikan data yang diterima dari radar dan sensor, serta menentukan peluang tembakan dan pola tembakan. Itu dapat dioperasikan secara penuh otomatis atau dengan pengatuaran manual.

3. Mount
Mount dilengkapi dengan sumber tenaga, sistem kontrol tembakan, ditambah mekanisme hidrolik dan pneumatik. Meriam dapat berputar dengan kecepatan tinggi pada basis melingkar untuk menghadapi setiap ancaman yang masuk.

4. Radar
Sebuah radome (kubah radar) tubular menyelubungi pencarian Ku-Band dan radar gun-laying. Pencarian antena menyapu jika ada ancaman, dan ketika target terkonfirmasi sebagai musuh, antena gun-laying mengunci target tersebut.

5. Meriam
Kerusakan ditimbulkan oleh meriam otomatis M61 Vulcan 20 mm (0.8 in), yang memiliki kecepatan laras (muzzle velocity) 1100 m/s (3609 ft/s) dan jarak efektif hingga 3.6 km (2.2 mil). Meriam menembakkan armor-piercing tungsten atau memakai peluru uranium.

6. Sensor
Beberapa sistem Phalanx yang muncul turut diinstal dengan sensor forward-looking infrared (FLIR) untuk mendeteksi kapal di permukaan dan rudal yang mendekat berdasarkan tanda panas yang dihasilkan.

7. Sumber Tenaga
Phalanx ini memiliki sumber tenaga AC 440V mandiri yang bekerja pada 60Hz, serta dilengkapi sistem pendinginan air. Melalui penggunaan sumber tenaga tersebut memungkinkan untuk dapat beroperasi meskipun kapal utama memutuskan suplai tenaga.

Ringkasan Statistik dari Phalanx CIWS 1A/B

  • Tinggi: 4.7 m
  • Berat: 6.200 kg
  • Elevasi: -25 hingga 85 Derajat
  • Meriam: 1x20mm (0.8in) M61 Vulcan Autocannon
  • Kecepatan Laras: 1100m/s (3609ft/s)
  • Burst Rate Maksimal: 1000 peluru
  • Kapasitas Amunisi: 1550 peluru
  • Radar: Ku-Band
  • Harga: $ 35 Juta

Diperbarui pada 22 Januari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.

Tentang Kami

authorHalo, selamat datang di situs Vidhianjaya. Situs ini dikelola oleh admin yang juga merupakan seorang pendidik dari sekolah vokasi / kejuruan di bidang teknologi dan rekayasa dan Duta Teknologi Kemendikbudristek. Selain sebagai pendidik, kami juga aktif sebagai penulis, konten kreator, penggiat literasi dan digital, serta penggerak organisasi di bidang pendidikan. Kami suka berkarya, berkreasi, dan berbagi dalam banyak hal, terkhususnya bidang pendidikan, literasi, teknologi, sains, digital, dan informasi.
Selengkapnya →



Subscribe Channel

Video Pilihan