Pingsan (Sinkop): Penyebab, Diagnosa, Pertolongan dan Pencegahannya - Vidhian Jaya

Selasa, 30 Desember 2014

Pingsan (Sinkop): Penyebab, Diagnosa, Pertolongan dan Pencegahannya

Pingsan atau sinkop adalah suatu kondisi kehilangan kesadaran secara mendadak, dan biasanya sementara. Pingsan disebabkan oleh kurangnya aliran darah dan suplai oksigen ke otak. Otak terdiri dari dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.
Ilustrasi Pingsan
Ilustrasi Pingsan

Gejala/tanda awal yang dirasakan oleh seseorang sebelum pingsan adalah kulit pucat, badan dingin dan berkeringat, rasa pusing, berkurangnya penglihatan, mata berkunang-kunang, tinitus (telinga berdering/berdesir), perasaan melayang dan rasa panas. Selanjutnya, penglihatan orang tersebut akan menjadi gelap dan akan terjatuh atau terkulai lemas tidak sadar. Pingsan dapat berakibat fatal, jika orang yang pingsan tersebut tidak segera berganti posisi menjadi hampir horisontal/datar, maka dapat meninggal karena efek trauma suspensi.

Penyebab Pingsan

Berkurangnya aliran darah dan oksigen yang menyebabkan pingsan dapat terjadi jika tubuh tidak dapat segera mengkompensasi suatu penurunan tekanan darah. Hal tersebut dapat terjadi pada:

1. Gangguan Irama Jantung

Seseorang yang irama jantung tidak normal/abnormal maka jantungnya tidak mampu untuk meningkatkan curah/denyut jantung untuk mengkompensasi penurunan tekanan darah. Orang tersebut akan merasakan baik-baik saja ketika dalam keadaan istirahat, namun mereka akan mudah pingsan apabila melakukan aktivitas. Hal tersebut karena kebutuhan oksigen yang menuju otak meningkat secara tiba-tiba dan perlu dicukupi saat beraktivitas. Kondisi pingsan seperti ini disebut dengan sinkop eksersional. Pingsan akibat gangguan irama jantung dapat terjadi dan berakhir secara tiba-tiba. Sesaat sebelum pingsan, terkadang penderita mengalami palpitasi (jantung berdebar).

2. Aktivitas Fisik yang Berat

Seseorang yang terlalu sering melakukan aktivitas fisik berat dengan memaksakan diri dapat mengalami pingsan. Hal ini dikarenakan jantung tidak mampu mempertahankan tekanan darah yang kuat selama beraktivitas. Apabila aktivitas dihentikan mendadak maka denyut jantung menurun, akan tetapi pembuluh darah dari otot tetap dalam kondisi melebar untuk membuang hasil metabolisme. Kondisi berkurangnya curah jantung dan meningkatnya kapasitas pembuluh ini menyebabkan tekanan darah turun drastis dan membuat seseorang pingsan.

3. Penurunan Volume Darah

Volume darah seseorang dapat berkurang akibat pendarahan dan dehidrasi akibat diare, keringat berlebih, dan berkemih berlebihan. Volume darah yang berkurang menyebabkan suplai darah dan oksiden berkurang sehingga sangat mungkin mengakibatkan seseorang pingsan.

4. Mekanisme Kompensasi Terhadap Sinyal dari Bagian Tubuh Lain

Keadaan ini disebut dengan sinkop vasomotor atau sinkop vasovagal. Sinkop vasovagal dapat terjadi ketika seseorang duduk atau berdiri, gejalanya sering didahului oleh mual, kelemahan, menguap, penglihatan kabur dan berkeringat. Penderita selanjutnya terlihat pucat, denyut jantung menjadi sangat lambat dan kemudian pingsan. Contoh lain yaitu pada kasus kram usus yang dapat mengirim sinyal ke jantung melalui saraf vagus sehingga memperlambat denyut jantung dan menyebabkan seseorang pingsan. Sinyal lain yang dapat mengakibatkan pingsan yaitu rasa nyeri, ketakutan yang mendalam, ketakutan melihat darah, dan sebagainya.

5. Pingsan Karena Batuk atau Karena Berkemih Berlebihan

Pingsan karena batuk (sinkop batuk) dan atau karena berkemih berlebihan (sinkop mikturisi) dapat terjadi jika jumlah/volume darah yang kembali ke jantung berkurang. Hal ini sering terjadi pada orang yang sudah lanjut usia.

Selain hal di atas pingsan juga dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel darah merah (penyakit anemia), berkurangnya kadar gula dalam darah (penyakit hipoglikemi), dan berkurangnya kadar karbon dioksida dalam darah (penyakit hipokapni) akibat hiperventilasi. Pada hipokapni sering didahului oleh perasaan tertusuk jarum dan rasa tidak nyaman di dada. Pingsan yang lain adalah pingsan ortostatik yang terjadi apabila seseorang duduk dan berdiri terlalu cepat. Lalu pada saat seseorang berdiri dalam waktu yang lama saat cuaca panas, dimana otot kaki tidak digunakan sehingga mendorong darah ke arah jantung dan darah menjadi terkumpul di pembuluh balik tungkai sehingga tekanan darah menurun. Pingsan akibat terlalu lama berdiri disebut parade ground syncope.

Banyak hal yang dapat menyebabkan pingsan sehingga pingsan dapat dijadikan sebagai indikator dari beberapa penyakit lain. Pada orang tua, pingsan bisa merupakan bagian dari kondisi stroke ringan, dimana aliran darah ke salah satu bagian otak menurun. Pingsan bisa juga disebabkan oleh beberapa keadaan yang berhubungan dengan terhambatnya kemampuan jantung dan pembuluh darah dalam menyesuaikan fungsinya terhadap penurunan tekanan darah. Selanjutnya pingsan yang dimulai secara bertahap disertai dengan gejala awal dan juga menghilang secara bertahap, dapat menunjukkan adanya perubahan di dalam kimia darah, seperti penurunah kadar gula darah, dan penurunan karbon dioksida darah akibat hiperventilasi.

Diagnosa Pingsan

Diagnosa terhadap penyakit ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Untuk menemukan penyebab pingsan, biasanya dokter memasang monitor Holter pada penderita untuk merekan irama jantung selama 24 jam dan penderita melakukan seperti biasanya. Apabila irama jantung yang terekam tidak teratur terjadi bersamaan dengan waktu pingsan, dapat mengindikasikan adanya suatu kelainan jantung. Elektrokardiogram dapat menunjukkan adanya kelainan struktur atau kelainan fungsi jantung dan penyakit paru-paru.

Pemeriksaan darah juga dapat digunakan untuk mendiagnosa, hasil pemeriksaan darah dapat menunjukkan ada tidaknya indikasi kadar gula darah yang rendah (hipoglikemi) atau kekurangan sel darah merah (anemia). Sedangkan untuk membedakan antara pingsan dan epilepsi biasanya dilakukan pemeriksaan elektroensefalografi.

Penanganan dan Pengobatan

Pingsan biasanya ditangani dengan cara membaringkan korban dengan posisi yang datar untuk mengembalikan kesadaran penderita. Saat membaringkan biasanya dapat dibantu dengan mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung sehingga lebih meningkatkan aliran darah ke jantung dan ke otak. selanjutnya yaitu membebaskan pernapasan korban baik dengan membuka jalan pernapasan, dan juga dengan melepas aksesoris yang mengganggu peredaran darah seperti sepatu, jaket tebal, dll.
Penanganan Pingsan
Penanganan Pingsan

Selanjutnya mengecek kesadarannya dengan memberikan rangsangan sentuhan di daerah yang peka, seperti di bagian antara alis. Terakhir sadarkan korban dengan memberikan rangsangan yang kuat, seperti bau menyengat dari minyak. Setelah penderita sadar tidak boleh dipaksakan untuk duduk atau berdiri terlalu cepat, atau dapat membuat penderita pingsan kembali.

Sedangkan pengobatan pada pingsan juga dilakukan tergantung kepada penyebabnya:
  • Pada denyut jantung yang terlalu lambat dapat diperbaiki dengan pencangkokan alat pacu jantung yaitu suatu alat listrik yang merangsang denyut jantung. 
  • Pada denyut jantung yang terlalu cepat dapat diberikan obat untuk memperlambat denyut jantung. 
  • Pada denyut jantung yang tidak teratur, perlu dicangkokkan suatu defibrilator untuk menyentak jantung agar kembali ke irama yang normal. 
  • Pada penderita kelainan katup jantung mungkin perlu dipertimbangkan untuk dilakukan pembedahan. 

Pertolongan Pertama pada Korban Pingsan

Pertolongan pertama berikut adalah menurut Stanley M. Zildo yang dikutip dari bukunya yang berjudul "First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat". Seseorang yang terlihat mengalami gejala awal akan pingsan maka dapat dicegah agar tidak pingsan, yaitu dengan cara merebahkan korban lalu mengangkat kakinya setinggi 15 - 25 cm. Bisa juga dengan didudukkan dengan posisi kepala membungkuk menyentuh kedua lutut. Namun apabila pingsan sudah terjadi, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. Rebahkan korban, angkat kaki setinggi 15 - 25 cm meskipun ada kemungkinan kepalanya terluka.
  2. Buka jalan pernapasan, lakukan penapasan buatan jika perlu.
  3. Buka baju, khususnya di sekitar leher korban.
  4. Bila korban muntah, miringkan atau balikkan kepalanya untuk mencegah tersedak.
  5. Secara pelan-pelan, usap wajahnya dengan menggunakan air dingin dan jangan disiramkan ke muka korban.
  6. Periksa kembali seluruh tubuh untuk melihat apakah terdapat bengkak atau perubahan bentuk yang disebabkan karena jatuh.
  7. Jangan diberi minum meskipun korban sudah pulih kembali.
  8. Bila pertolongan tidak berhasil dalam beberapa menit, bawa korban ke dokter atau paramedis.

Hal-hal yang tidak boleh dilakukan saat menangani korban pingsan adalah:
  1. Membiarkan tubuh orang pingsan menekuk, karena dapat mengganggu peredaran darah.
  2. Membiarkan leher korban miring/menengok.
  3. Meletakkan posisi kepala lebih tinggi daripada posisi kaki, sebab akan mengurangi aliran darah dan oksigen ke otak.
  4. Memberikan minum atau makan korban setelah baru saja sadar.
  5. Mengerubungi orang yang tengah pingsan.
  6. Membiarkan penderita langsung bangun/berdiri setelah tersadar.

Pencegahan Pingsan

Kehilangan kesadaran pada saat tertentu mungkin dapat membahayakan hidup anda. Untuk itu perlu menjaga kondisi tubuh agar tidak mudah pingsan, yakni dapat dengan melakukan pencegahan. Pingsan dapat dicegah dengan melakukan beberapa kebiasaan hidup yang sehat, antara lain:
  1. Makan dengan teratur, seimbang, dan tidak berlebihan.
  2. Menghindari aktivitas berlebihan.
  3. Tidak mengkonsumsi obat perangsang, alkohol, doping, dan sejenisnya.
  4. Menghindari lingkungan yang panas dan lembab.
  5. Membiasakan bangun secara perlahan setelah tidur atau berbaring.
  6. Mencegah dehidrasi dan kekurangan volume darah dengan minum air putih teratur.
  7. Belatih mengatur pernapasan, agar tidak terengah-engah.

Pencegahan yang baik yaitu dengan mengetahui penyebab kecenderungan pingsan dan menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan pingsan tersebut.

Diperbarui pada 22 Januari 2017.

3 komentar:

  1. oh jadi karena kekurangan suplai oksigen keotak ya pingsan itu, terimakasih nih artikelnya

    BalasHapus
  2. ada sumber buku nya gag min?

    BalasHapus

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.

Tentang Kami

authorHalo, selamat datang di situs Vidhianjaya. Situs ini dikelola oleh admin yang juga merupakan seorang pendidik dari sekolah vokasi / kejuruan di bidang teknologi dan rekayasa dan Duta Teknologi Kemendikbudristek. Selain sebagai pendidik, kami juga aktif sebagai penulis, konten kreator, penggiat literasi dan digital, serta penggerak organisasi di bidang pendidikan. Kami suka berkarya, berkreasi, dan berbagi dalam banyak hal, terkhususnya bidang pendidikan, literasi, teknologi, sains, digital, dan informasi.
Selengkapnya →



Subscribe Channel

Video Pilihan