Teknologi Hijau Daihatsu: Untuk Lingkungan yang Lebih Sehat - Vidhian Jaya

Senin, 29 April 2013

Teknologi Hijau Daihatsu: Untuk Lingkungan yang Lebih Sehat

Berbicara mengenai teknologi otomotif dan juga keadaan lingkungan maka tidak akan ada habisnya. Kedua hal tersebut memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan, lingkungan menyediakan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk industri otomotif dan transportasi.

Namun demikian, industri otomotif belum bisa memberikan dampak baik kepada lingkungan, malah kebanyakan menimbulkan masalah terhadap lingkungan, seperti halnya polusi udara. Menanggapi hal tersebut maka manusia sebagai khalifah di bumi memiliki tanggungjawab untuk memperbaiki itu semua. Lalu usaha apa yang sekarang sedang diupayakan untuk menangani itu? Untuk lebih jelasnya silahkan baca ulasan berikut ini:

Polusi Kendaraan dan Permasalahan Dunia Otomotif

Topik yang sering menjadi pembicaraan ramai dikalangan pemerhati lingkungan dan juga pengembang teknologi adalah mengenai masalah polusi, lingkungan dan juga pemecahannya. Fakta di jaman sekarang ini menunjukkan bahaya polusi semakin mengkhawatirkan, banyak sekali masalah yang ditimbulkan dari polusi yang berlebihan, mulai dari perusakan lingkungan seperti global warming, hingga masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, kanker, dan bahkan kematian. Penyebab dari polusi udara diketahui sebagian besar disebabkan oleh penggunaan kendaraan bermotor, terlebih lagi oleh kendaraan bermotor yang tidak lolos uji emisi gas buang.

Jika kita melihat pada kendaraan yang baru keluar produksi sebenarnya sudah lolos dalam menjalani uji emisi dan juga kelayakan, namun beriringan dengan pemakaian yang mungkin sudah lama, atau mungkin perawatan yang kurang terhadap kondisi mesin kendaraan, itu mengakibatkan penurunan performa dari kendaraan tersebut. Penurunan tersebut terutama pada sistem pembakaran bahan bakar dapat membuat pembakaran bahan bakar yang terjadi pada ruang bakar kendaraan menjadi tidak sempurna. Dari pembakaran yang tidak sempurna itulah akhirnya muncul zat buangan yang berbahaya, seperti : CO, NOx, SOx, dan HC.

Setiap kendaraan berbahan bakar bensin pada dasarnya mengharapkan terjadinya pembakaran sempurna, namun itu pada kenyataannya tidak terpenuhi dikarenakan beberapa faktor, antara lain: udara yang masuk ke ruang bakar, kualitas bahan bakar, ketepatan waktu pengapian, letikan busi, desain mesin, dll. Hal lain juga yang mempengaruhi adalah perawatan kendaraan, dalam hal ini bukan hanya merawat bagian penampilan dan interior kendaraan saja tetapi justru menekankan pada perawatan kondisi mesin, perawatan itu dapat dilakukan dengan melakukan servis lengkap secara rutin.

Menyadari tingkat polusi akibat kendaraan bermotor yang mengakibatkan permasalahan tersebut maka produsen otomotif di seluruh dunia sekarang sedang gencar-gencarnya dalam pembaharuan teknologi pada kendaraan bermotor. Pembaharuan itu sering sekali disebut oleh masyarakat sebagai teknologi ramah lingkungan atau teknologi hijau. Hijau yang dimaksud adalah tentang lingkungan hijau, sehingga teknologi ini adalah teknologi yang memperhatikan faktor lingkungan. Teknologi yang akan menjadi sebuah langkah awal untuk mengubah industri otomotif sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.

Sebuah Gebrakan Teknologi Terhadap  Lingkungan

Patut diketahui bahwa Teknologi Hijau adalah teknologi pembaruan yang ditujukan untuk memperbaiki atau mengganti sistem yang ada pada kendaran bermotor agar tercipta pembakaran yang lebih sempurna sehingga gas buang yang dihasilkan nantinya rendah polusi. Rendahnya polusi yang dihasilkan tersebut tentunya membuat tingkat pencemaran akan turun sehingga lingkungan sekitar akan menjadi sehat.

Selain pengertian di atas ada juga yang berpendapat bahwa Teknologi Hijau itu adalah sebuah teknologi modern yang membuat  kendaraan menjadi ramah lingkungan, baik itu dengan perbaikan sistem pada kendaraan, atau memanfaatkan  sumber daya lain sebagai sumber tenaga. Memanfaatkan dengan sumber daya lain misalnya dengan menggunakan bahan bakar alternatif, baterai (listrik), sinar matahari, dsb.

Ide mengenai teknologi hijau itu sendiri sebenarnya telah muncul sejak lama, bahkan jika kita melihat dari konteks untuk menuju ke ramah lingkungan maka ide tersebut mungkin sudah muncul sesudah dan berdekatan dengan penemuan kendaraan bermotor. Para ilmuwan dan teknisi selalu berusaha mengembangkan dan memperbaiki teknologi pada kendaraan bermotor menjadi lebih baik. Sedangkan sekarang ini pembaruan itu mungkin sudah lebih maju dan memiliki nama tersendiri yang sering disebut-sebut sebagai teknologi hijau, dsb.

Inovasi Daihatsu untuk Lingkungan yang Lebih Sehat

Sekarang ini banyak dan bahkan semua produsen kendaraan bermotor berupaya mengembangkan teknologi yang akan menyelamatkan lingkungan di masa depan. Salah satunya adalah Daihatsu sebagai produsen kendaraan terkemuka yang sedang mengembangkan teknologi hijau pada kendaraan atau produk barunya. Daihatsu yang sudah sejak tahun 1973 di Indonesia dan juga sebagai salah satu produsen mobil yang produknya banyak dipakai oleh masyarakat Indonesia mengembangkan teknologi yang disebut dengan Teknologi Hijau Daihatsu.
Stage Teknologi Hijau Daihatsu
Stage Teknologi Hijau Daihatsu

Berbicara mengenai Teknologi Hijau Daihatsu ini merupakan teknologi yang diharapkan mampu menangani  berbagai masalah terkait dengan gas buang yang dihasilkan sehingga diharapkan mampu mengurangi tingkat polusi udara. Teknologi hijau yang dikeluarkan daihatsu ini terdiri dari tiga stage, yaitu Stage One: Eco Idle Techonology, Stage Two: 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection, dan Stage Three: Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell. Ketiga stage tersebut merupakan langkah jitu dari perusahaan Daihatsu dalam menjadikan teknologi otomotif menjadi ramah lingkungan.
Stage 1: Eco-Idle Technology
Stage 1: Eco-Idle Technology

Untuk mengetahuinya lebih lanjut berikut ada beberapa penjelasan singkat mengenai Teknologi Hijau milik Daihatsu: Yang pertama adalah Stage One : Eco Idle Techonogy, pada tahap ini menggunakan sistem i-EGR (Exhaust Gas Recirculation) dimana gas buang disirkulasikan kembali ke pemasukan dengan tujuan untuk menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna sehingga meminimalkan keluaran gas CO2 dan gas berbahaya lain, selain itu disertai juga dengan sistem eco-Idle yang akan mengatur hidup-mati mesin secara otomatis, terutama dalam kondisi macet sehingga dapat menghemat dan mencapai efisiensi konsumsi bahan bakar. Sebagai gambaran yaitu saat kondisi idle/stasioner (saat mesin hidup namun tidak berjalan), maka sistem akan berusaha mematikan mesin secara otomatis dalam jangka waktu tertentu.
Stage 2: 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection
Stage 2: 2-Cylinder Turbocharged Direct Injection

Tahap yang selanjutnya adalah Stage Two: 2-Cylinders Turbocharged Direct Injection, pada tahap ini daihatsu akan membuat kendaraan menjadi lebih irit, caranya dengan mengubah jumlah silinder mesin dari 3 silinder menjadi 2 silinder. Mesin 2 silinder nantinya akan dilengkapi dengan turbocharge dan juga injeksi langsung sehingga pembakaran akan terjadi secara sempurna, bahan bakar akan menjadi lebih hemat dan juga tenaga yang dihasilkan juga besar. Selain itu Daihatsu juga menambahkan dengan active ignition system dan berbagai improvement lain dan akan didapatkan efisiensi penggunaan bahan bakar mencapai 30 persen. Pada sistem pengapian aktif, percikan bunga api multiplex akan diselaraskan dengan performa mesin, apabila kecepatan rendah maka percikan bunga api kecil, namun dalam kondisi kecepatan tinggi secara otomatis percikan bunga api yang keluar besar, untuk mendukung itu maka menggunakan baterai dengan sistem penyimpanan listrik yang lebih besar dan awet.
Stage 3 Eco
Stage 3: Precious Metal-Free-Liquid-Feed Fuel Cell

Sedangkan tahap yang terakhir adalah Stage Three: Precious Metal-Free Liquid-Feed Fuel Cell, pada tahap terakhir ini daihatsu akan menggunakan fuel cell sebagai bahan bakar, penggunaan fuel cell akan menghasilkan nol emisi. Selain itu Daihatsu juga akan menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit (tidak mengandung logam mulia) sehingga biaya yang dikeluarkan akan rendah. Saat Daihatsu juga tengah mengembangkan cara menyimpan hidrogen dan bahan bakar cair yang disebut dengan Hidrazin Hidrat (pencampuran hidrogen, nitrogen dan air). Zat Hidrazin Hidrat menjadi fokus pada proses ini dalam hal penggunaan bahan bakar cair baru karena zat ini memiliki kepadatan yang energi yang tinggi dan tidak menghasilkan CO2. Hidrazin Hidrat merupakan bahan bakar cair yang tepat untuk kendaraan ramah lingkungan generasi terbaru.

Ketiga langkah yang dikeluarkan Daihatsu tersebut sangat positif dan patut untuk diberikan apresiasi oleh seluruh masyarakat Indonesia. Teknologi yang akan menjadi salah satu dari penyelamat lingkungan dan menjadikan lingkungan lebih sehat. Itulah beberapa komitmen dan usaha dari Daihatsu dalam mewujudkan Bumi yang hijau. Daihatsu juga akan tetap berusaha menghadirkan kendaraan yang kompak, nyaman, hemat, ramah lingkungan dan tentunya dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Mohon maaf jika dalam menyuguhkan artikel ini terdapat kesalahan-kesalahan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan komentar dari anda para pembaca sekalian. Jika anda menyukai artikel ini mohon kiranya mengklik tombol like dibawah ini. Dan jika ingin menyebarkan informasi bermanfaat ini silahkan share ke teman-teman anda.

Diperbarui pada 14 Januari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.

Tentang Kami

authorHalo, selamat datang di situs Vidhianjaya. Situs ini dikelola oleh admin yang juga merupakan seorang pendidik dari sekolah vokasi / kejuruan di bidang teknologi dan rekayasa dan Duta Teknologi Kemendikbudristek. Selain sebagai pendidik, kami juga aktif sebagai penulis, konten kreator, penggiat literasi dan digital, serta penggerak organisasi di bidang pendidikan. Kami suka berkarya, berkreasi, dan berbagi dalam banyak hal, terkhususnya bidang pendidikan, literasi, teknologi, sains, digital, dan informasi.
Selengkapnya →



Subscribe Channel

Video Pilihan