Keseleo dan Pertolongan Pertamanya - Vidhian Jaya

Selasa, 30 Desember 2014

Keseleo dan Pertolongan Pertamanya

Hampir setiap orang mungkin sudah pernah mengalamai keseleo atau terkilir, apalagi seorang yang giat beraktivitas dengan fisik, seperti kerja keras dan olahraga. Saat seseorang mengalami keseleo, kebiasaan orang indonesia adalah ditangani dengan dipijat, namun itu tidak sepenuhnya penanganan secara tepat. Setelah mengalami keseleo seseorang perlu mengetahui terlebih dahulu apa yang terjadi saat keseleo sebelum menentukan cara penanganan yang paling tepat.
Ilustrasi Keseleo
Ilustrasi Keseleo

Keseleo adalah salah satu bentuk cedera yang paling sering terjadi. Keseleo sering terjadi pada bagian kaki, yakni ketika telapak kaki menghadap ke sisi dalam atau sisi luar saat berjalan, saat mendarat setelah melompat, tersandung, terjatuh, terpelintir, terpukul, dsb. Keseleo juga dapat terjadi pada persendian lain selain kaki, seperti siku, lutut, dan pergelangan tangan. Kegiatan seperti melakukan gerakan yang salah, memaksa kerja otot, mengangkat benda yang berat dengan cara yang tidak benar, dan melakukan gerakan yang berulang-ulang sering menjadi penyebab terjadinya keseleo.

Keseleo dalam istilah kedokteran disebut dengan Sprain. Sprain atau keseleo merupakan cedera  atau luka ligamen di daerah sekitar sendi. Ligamen adalah jaringan serat yang kuat dan fleksibel yang menghubungkan antar tulang pada sendi. Ligamen dapat disebut juga dengan otot sendi yang berfungsi menyokong sambungan kedua bagian tulang tubuh. Keseleo terjadi karena peregangan otot yang melebihi kapasitas yang dapat diterima sehingga membuat otot sendi mengalami peregangan atau sobek.

Gejala Keseleo

Gejala keseleo antara lain rasa sakit, nyeri sendi, pembengkakan (biasanya disertai perubahan warna kulit), kekakuan sendi, rasa dingin/mati rasa di daerah yang keseleo. Pada bagian sambungan tulang, apabila diraba terasa empuk dan warna kulit menghitam atau membiru pada sekitar luka. Ketika seseorang terkena keseleo maka dia kesulitan/tidak dapat menanggung beban yang berat, dan apabila terjadi di kaki maka tidak dapat dipakai berjalan. Semakin parah keseleo maka rasa nyeri yang dirasakan akan semakin parah, bengkak yang terjadi semakin besar, dan semakin sulit menggerakkan sendi. Apabila keseleo menimpa anak-anak maka kemungkinan akan disertai dengan demam ringan, terutama saat malam hari.

Keseleo dapat dibagi menjadi 3 grade/tingkat, yaitu:
Grade I: Peregangan ligamen yang sangat sedikit atau ringan, atau hanya sendi-sendi yang tidak stabil. Piasanya sendi masih dapat digerakkan dan hanya sedikit rasa sakit.
Grade II: Peregangan ligamen yang serius. Sendi masih dapat digerakkan meski hanya sedikit.
Grade III: Peregangan ligamen yang benar-benar luas/sobek, biasanya tidak dapat menggerakkan tubuh pada sendi yang terkena.

Pertolongan Ketika Keseleo

Terkadang saat ingin memberikan pertolongan kepada orang lain yang cedera, kita masih belum mengetahui penanganan secara tepat sehingga pertolongan yang diberikan malah justru memperburuk keadaan. Contoh yang sering terjadi yaitu pada cedera ankle dan pertolongan yang diberikan yaitu memberikan gerakan menekuk kaki seperti pada orang yang terkena kram, padahal ini adalah tindakan yang salah karena telah memberikan pembebanan. Oleh karena itu kita harus tahu bagaimana cara memberikan pertolongan pertama secara tepat.
Tindakan RICE pada Keseleo
Tindakan RICE

Tindakan RICE

Ketika memberikan pertolongan pertama pada keseleo para dokter menyarankan untuk melakukan tindakan RICE. RICE adalah singkatan dari Rest, Ice, Compression, dan Elevate. Berikut adalah penjelasannya:

1. Rest (Istirahat)

Masa 24-48 jam pertama setelah mendapatkan cedera adalah masa yang kritis sehingga perlu membatasi aktivitas. Masa ini sebaiknya diperuntukkan untuk melakukan istirahat pada bagian yang cedera, sebisa mungkin tidak melakukan bergerak atau memberikan tekanan (beban) pada sendi yang cedera. Untuk melindungi daerah yang keseleo agar tidak bertambah parah, dapat menggunakan selempang (sling), bebat atau krut untuk mengistirahatkan bagian yang keseleo.

2. Ice (Es)

Sewaktu masa istirahat, usahakan memberikan perlakuan dingin pada bagian yang keseleo, yakni dengan menempelkan kantung es pada bagian yang keseleo selama 15-20 menit setiap 3-4 jam sekali. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan menempelkan es secara langsung ke kulit, sebaiknya gunakan kantung es atau dengan dilapisi kain tipis dan jangan juga menempelkan es selama lebih dari 20 menit pada satu waktu karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Tujuan diberikannya es adalah untuk mengurangi rasa sakit di bagian yang keseleo serta mengurangi peradangan yang menyebabkan bengkak/memar.

3. Compression (Kompresi)

Langkah selanjutnya adalah kompresi yakni dengan menggunakan perban elastis untuk membungkus dan melindungi anggota tubuh yang keseleo. Tujuannya adalah untuk mengurangi pergerakan daerah yang keseleo dengan menyangganya/mengencangkannya serta memberikan rasa nyaman. Balutan yang dibuat harus mantap dan kuat namun jangan terlalu ketat/kencang sehingga mengganggu sirkulasi darah ke anggota tubuh tersebut dan terasa nyaman. Apabila anggota tubuh menjadi dingin, biru atau kesemutan maka perlu melepaskan balutan dan lakukan pembalutan ulang dengan rapi. Langkah ini dapat dilakukan selama 1-2 hari jika hanya keseleo ringan atau dapat sampai 14 hari bila tergolong keseleo yang berat.

4. Elevation (Peninggian)

Penanganan ringan selanjutnya peninggian yakni dengan mengangkat anggota tubuh yang keseleo dengan posisi yang lebih tinggi dari jantung. Apabila memungkinkan dapat melakukannya dengan berbaring dan menempatkan bantal di bawah lengan atau kaki yang cedera. Tujuan dari peninggian adalah untuk mengurangi pembengkakan pada bagian yang keseleo dengan memperlancar aliran darah yang menuju ke jantung.

Tindakan RICE tersebut sebaiknya diterapkan selama 24 hingga 48 jam pasca cedera. Sebaiknya menghidari pemijatan atau urut karena dapat memperparah cedera. Baru setelah menjalani metode ini (RICE), korban boleh mendapat terapi lainnya seperti fisioterapi, terapi panas atau pemijatan. Selain ke empat langkah di atas, dapat juga ditambah dengan meminum obat pereda nyeri/penghilang rasa sakit. Setelah gejala mereda atau dikatakan sembuh, latihan ringan boleh dilakukan untuk mengembalikan kekuatan dan mobilitas. Namun apabila setelah mendapat tindakan RICE keadaan belum membaik, segera bawa ke dokter atau rumah sakit untuk penanganan yang lebih lanjut. 

Pertolongan Pertama

Selanjutnya apabila kita belum dapat mengetahui jenis cedera yang dialami korban, apakah keseleo atau patah tulang. Kita perlu memberikan penanganan yang tepat pula. Menurut Stanley M. Zildo seperti yang dikutip dari bukunya yang berjudul "First Aid, Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat", apabila belum diketahui pasti apakah korban terluka karena patah tulang atau keseleo, bisa dilakukan pertolongan untuk patah tulang. Berikut adalah pertolongan pertama untuk keseleo:
  • Pakai kantung berisi air dingin atau es dan tempatkan pada daerah yang terluka.
  • Gunakan splint untuk menyokong daerah luka dengan memakai selimut, kain tebal atau bantal. Lepaskan jika terjadi pembengkakan.
  • Usahakan daerah luka pada posisi lebih tinggi dari organ jantung.
  • Jangan biarkan korban berjalan sendiri.
  • Jangan merendam luka dengan air hangat pada awal terjadi luka. Boleh merendamnya hanya setelah 24 jam kemudian.
  • Bawa ke pertolongan medis untuk mengetahui ada tidaknya patah tulang.

Keseleo yang parah harus dibawa ke dokter, dokter akan mengambil foto sinar X untuk melihat apakah ada tulang yang patah atau pemeriksaan lain untuk mengetahui tingkat cedera. Untuk kasus keseleo berat (Grade III), pembedahan mungkin diperlukan untuk memperbaiki ligamen atau otot sendi yang robek. Segeralah hubungi dokter apabila terjadi gejala keseleo berat seperti:
  • Terdengar suara krek saat mendapatkan cedera, dikhawatirkan bahwa itu suara tulang yang retak.
  • Sendi atau tubuh tidak dapat digerakkan setelah mendapatkan cedera.
  • Tidak dapat merasakan atau mati rasa pada bagian dengan sendi yang cedera.
  • Terdapat pembengkakan/memar yang signifikan, rasa nyeri luar biasa, panas atau luka yang terbuka.

Diperbarui pada 22 Januari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.

Tentang Kami

authorHalo, selamat datang di situs Vidhianjaya. Situs ini dikelola oleh admin yang juga merupakan seorang pendidik dari sekolah vokasi / kejuruan di bidang teknologi dan rekayasa dan Duta Teknologi Kemendikbudristek. Selain sebagai pendidik, kami juga aktif sebagai penulis, konten kreator, penggiat literasi dan digital, serta penggerak organisasi di bidang pendidikan. Kami suka berkarya, berkreasi, dan berbagi dalam banyak hal, terkhususnya bidang pendidikan, literasi, teknologi, sains, digital, dan informasi.
Selengkapnya →



Subscribe Channel

Video Pilihan