Kisah Terindah dan Paling Berkesan dari Akhlak Rasulullah SAW - Vidhian Jaya

Selasa, 21 Februari 2017

Kisah Terindah dan Paling Berkesan dari Akhlak Rasulullah SAW

Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air matalah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu kisah yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir mereka. Mari kita mengenang beberapa kisah yang paling indah dan berkesan dari akhlak baginda Rasulullah SAW.

Kisah Nabi Muhammad SAW

Selepas wafatnya Rasulullah SAW, seorang arab Badui meminta kepada orang-orang terdekat dengan Rasulullah untuk menceritakan bagaimana akhlak beliau. Ketika Aisyah ditanya bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, "Semua perilakunya indah." Ketika didesak pertanyaan lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya sebagai seorang istri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, Ya Aisyah, ijinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu." Apa lagi yang dapat lebih membahagiakan seorang istri, karena dalam peristiwa tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.

......................................................................................................

Nabi Muhammad jugalah yang membuat khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah, terkejut ia bukan kepalang melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur di sini." Nabi Muhammad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu, itulah sebabnya aku tidur di depan pintu."

......................................................................................................

Bagi sahabat yang lain, kisah yang paling indah ketika seorang sahabat terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia meminta ijin untuk mendapatkan tempat, namun sahabat yang lain tidak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasulullah memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut, namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.

Orang akan senang jika figur yang dihormatinya atau pemimpin yang dia junjung, tiba-tiba melayaninya dengan baik. Seperti halnya seorang pemimpin yang memberikan hadiah maupun pujian terhadap bawahnnya akan membuat bawahannya tersebut bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin dia ingin menyenangkan dan melayani umatnya.

......................................................................................................

Baginda Rasul juga menunjukkan betapa mulianya akhlak beliau kepada seorang Yahudi tua yang buta. Dikisahkan di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi tua yang buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya dia selalu berkata, "Wahai saudaraku, jangan kau dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya."

Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya hingga menjelang hari wafatnya beliau. Setelah kewafatan Rasulullah, tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi tua yang buta itu.

Suatu ketika Abu Bakar bertanya kepada istri Rasulullah yang bernama Aisyah, "Ya Aisyah, Rasulullah telah wafat, apakah masih ada sunnah atau perintah Rasulullah yang belum saya selesaikan?" Aisyah berkata, "Wahai Abu Bakar, sesungguhnya engkau begitu dekat dengan Rasulullah SAW, tidak ada lagi sunnah Rasulullah SAW yang belum engkau amalkan." Tiba-tiba Aisyah teringat suatu hal, "Oh ya... Rasulullah setiap pagi, beliau selalu menghampiri dan memberikan makanan kepada seorang pengemis Yahudi tua dan buta yang berada di pinggir jalan Pasar Madinah Al-Munawarah."

Mendengar pesan tersebut, akhirnya Abu Bakar berinisiatif menggantikan kegiatan Nabi dengan mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan kepadanya. Ketika Abu Bakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis itu marah dan berkata, "Engkau bukanlah orang yang biasa mendatangiku. Orang yang biasa datang padaku apabila dia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulutku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut setelah itu ia berikan kepadaku dengan kelembutannya dan kasih sayang."

Abu Bakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis Yahudi tua yang buta itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya. Orang yang mulia itu telah tiada. Dia adalah Rasulullah, Muhammad SAW." Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. iapun turut menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikit pun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia." Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.

Hikmah yang dapat diambil dari beberapa kisah di atas, antara lain:
  • Kalau kita hendahk melaksanakan sesuatu yang baik hendaknya kita melakukan sholat dua rakaat dan berdoa.
  • Suami yang baik adalah suami yang mau menerima saran dari istri bukan suami yang ingin menang sendiri, begitu pula sebaliknya.
  • Larangan untuk mengganggu orang yang sedang tertidur atau beristirahat.
  • Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang menghargai dan menyayangi bawahannya.
  • Rasulullah SAW itu menyayangi semua manusia sekalipun mereka tidak seaqidah dengannya.
  • Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar menjalin hubungan sesama manusia yang baik, sekalipun dengan yang berbeda aqidah.
  • Rasulullah SAW mampu menyayangi orang yang tidak menyayanginya, orang yang menyakitinya, dan orang yang membencinya.

Diperbarui pada 21 Februari 2017.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik dan bijak, menghormati satu sama lain. Terima kasih.

Tentang Kami

authorHalo, selamat datang di situs Vidhianjaya. Situs ini dikelola oleh admin yang juga merupakan seorang pendidik dari sekolah vokasi / kejuruan di bidang teknologi dan rekayasa dan Duta Teknologi Kemendikbudristek. Selain sebagai pendidik, kami juga aktif sebagai penulis, konten kreator, penggiat literasi dan digital, serta penggerak organisasi di bidang pendidikan. Kami suka berkarya, berkreasi, dan berbagi dalam banyak hal, terkhususnya bidang pendidikan, literasi, teknologi, sains, digital, dan informasi.
Selengkapnya →



Subscribe Channel

Video Pilihan